Peta Vokal
Keterangan:
TB = tak bundar
B = Bundar
Berdasarkan posisi
lidah dan bentuk mulut itulah kemudian kita memberi nama akan vokal-vokal itu,
misalnya:
[i] adalah vokal
depan tinggi tak bundar
[e] adalah vokal
depan tengah tak bundar
[ð] adalah vokal pusat tengah tak bundar
[o] adalah vokal belakang tangah bundar
[a] adalah vokal pusat rendah tak bundar
Peta
Konsonan
Tempat artikulasi
Cara
artikulasi
|
bilabial
|
labiodental
|
apikodental
|
laminoalveolar
|
laminopalatal
|
dorsovelar
|
faringal
|
glotal
|
hambat
|
P
b
|
t
d
|
k
g
|
?
|
||||
geseran
|
f
v
|
θ ð
|
s
z
|
ʃ Ȝ
|
x
|
h
|
||
paduan
|
C
j
|
|||||||
seangauan
|
m
|
n
|
ñ
|
ŋ
|
||||
getaran
|
r
|
|||||||
sampingan
|
l
|
|||||||
Hampiran
|
w
|
y
|
Konsonan
dibedakan berdasarkan tempat artikulasi dan cara artikulasi.
Berdasarkan
tempat artikulasinya, ada empat konsonan, yaitu:
- Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada dua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial yaitu, p, b, m.
- Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah bibir atas, gigi bawah merapat pada bibi atas. Yang termasuk konsonan labiodental yaitu, f, v.
- Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi, dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk konsonan laminoalveolar yaitu, t, d.
- Dorsovelar, yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum langit-langit lunak. Yang termasuk konsonan dosovelar yaitu k, g.
Berdasarkan
cara artikulasinya, artinya bagaimana gangguan dan hambatan yang dilakukan pada
arus udara itu, maka konsonan dibedakan atas:
- Hambat (letupan, plosive, stop). Di sini artikulator menutup sepenuhnya aliran udara, sehingga udara terhalang di belakang tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga terjadinya letupan. Yang termasuk konsonan letupan ini adalah p, b, t, d, k, g.
- Geseran. Di sini artikulator aktif mendekati artikulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu. Yang termasuk konsonan geseran adalah f, s, z.
- Paduan. Di sini artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara , lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif. Yang termasuk konsonan ini adalah c, j.
- Sengauan atau nasal. Di sini artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh konsonan nasal adalah m, n, ñ, ŋ.
- Getaran atau trill. Di sini artikulator aktif melalui kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang. Contohnya konsonan r.
- Sampingan. Disni artikulator aktif menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut , lalu membiarkan udara keluar melalui simpang lidah. Contoh konsonan l
- Hampiran. Di sini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Oleh karena itu, bunyi yang dihasilkan juga sering disebut semi vokal. Di sini hanya ada dua buah bunyi, yaitu w dan y.
Diftong
Diftong atau vokal rangkap karena
posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian
akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah,
bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya. Namun, yang dihasilkan bukan dua
buah bunyi, melainkan hanya sebuah bunyi karena berada dalam satu silabel.
Contoh diftong dalam bahasa
Indonesia adalah [au] seperti terdapat pada kata kerbau dan harimau.
Contoh lain, bunyi [ai] seperti terdapat pada kata cukai dan landai.
Apabila ada dua buah vokal berturutan, namun yang pertama terletak pada suku
kata yang berlainan dari yang kedua, maka di situ tidak ada diftong, Jadi,
vokal [au] dan [ai] pada kata seperti bau dan lain bukan
diftong.
Diftong sering dibedakan berdasarkan
letak atau posisi unsur-unsurnya, sehingga dibedakan adanya diftong naik dan
diftong turun. Disebut diftong naik karena bunyi pertama posisi lebih
rendah dari posisi bunyi yang kedua, sebaliknya disebut diftong turun karena
posisi bunyi pertama lebih tinggi dari posisi bunyi kedua. Dalam bahasa
Indonesia hanya ada diftong naik, sedangkan dalam bahasa Inggris ada diftong
naik dan ada diftong turun.